LAPORAN PRAKTIKUM
SEL SARAF
DISUSUN OLEH
NAMA : FIRMANSYAH
NIM : 2010. 411. 006
MT.KULIAH : PRAKTIKUM HISTOLOGI
SEMESTER : II.A 2010/2011
PEMBIMBING : VITA SULISTYA, S.si
PROGRAM STUDI S-1 ILMU BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PRGI PALEMBANG
2010/2011
ABSTRAK
Praktikum ini dilaksanaan pada pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB, hari selasa tanggal 05 April , 2011. bertempat di laboatorium biologi, laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahauan Alam Universitas PGRI Palembang. tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian sel saraf dan fungsi saraf Hasil dari pratikum ini didapatkan gambar dan keterangan gambar. kesimpulan Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat (yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem saraf dengan lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf, meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf. Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson.(Amir 2003 :3).
Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.( Subai 2001: 9 ).
Sel saraf sensorik Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motordi sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.( Alex 2002:3 ) .
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.(Andi 2005 ;5 ).
Menurut Adi (1992 :4) Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati jaringan sel yang ada pada kelenjar, mengetahui bentuk-bentuk jaringan sel kelenjar yang ada pada organ tubuh khususnya pada manusia dan hewa agar dapat bisa membedakan berbagai jenis jaringan sel yang ada pada kelenjar adrenal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi. ( Syamsuri 1992 :54 ).
Semua sel dalam tubuh hewan memiliki muatan listrik yang terpolarisasi, dengan kata lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel, tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam membran ini disebut potensial membran Informasi yang diterima oleh Indra akan diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik. Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu neuron sebelum dihantarkan ke neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga mencapai otak, dimana impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ atau indra yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman impuls yang sama.
( Riki 1992 : 21).
Menurut Basuki ( 1992 : 2 ),Membran hewan memiliki potensial istirahat sekitar -50 mV s/d -90 mV, potensial istirahat adalah potensial yang dipertahankan oleh membran selama tidak ada rangsangan pada sel. Datangnya stimulus akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan hiperpolarisasi pada membran sel, hal tersebut menyebabkan terjadinya potensial kerja. Potensial kerja adalah perubahan tiba-tiba pada potensial membran karena datangnya rangsang. Pada saat potensial kerja terjadi, potensial membran mengalami depolarisasi dari potensial istrahatnya (-70 mV) berubah menjadi +40 mV. Akson vertebrata umumnya memiliki selubung mielin. Selubung mielin terdiri dari 80% lipid dan 20% protein, menjadikannya bersifat dielektrik atau penghambat aliran listrik dan hal ini menyebabkan potensial kerja tidak dapat terbentuk pada selubung mielin; tetapi bagian dari akson bernama nodus Ranvier tidak diselubungi oleh mielin. Penghantaran rangsang pada akson dilakukan dengan mekanisme hantaran saltatori, yaitu potensial kerja dihantarkan dengan "melompat" dari satu nodus ke nodus lainnya hingga mencapai sinapsis.
Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis, neuron yang mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan menerima rangsang disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi cairan neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh). Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke membrannya. ( Rizal 2003 :3 ).
Asetilkolin kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor mengikat molekul neurotransmitter dan merespon dengan membuka saluran ion pada membran akson yang kemudian mengubah potensial membran (depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada neuron pasca-sinapsis. Asetilkolin yang ada kemudian dihidrolisis menjadi asetil dan kolin. Molekul tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui proses endositosis. ( Kimmball 2001 :2 ).
Menurut Gabriel ( 1994 :21 ), Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
• Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
• Penghantar impuls, dilakukan o leh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
• Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar
Semua sel dalam tubuh hewan memiliki muatan listrik yang terpolarisasi, dengan kata lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel, tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam membran ini disebut potensial membran Informasi yang diterima oleh Indra akan diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik. Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu neuron sebelum dihantarkan ke neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga mencapai otak, dimana impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ atau indra yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman impuls yang sama.(Kimball 1992 : 3 ).
Membran hewan memiliki potensial istirahat sekitar -50 mV s/d -90 mV, potensial istirahat adalah potensial yang dipertahankan oleh membran selama tidak ada rangsangan pada sel. Datangnya stimulus akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan hiperpolarisasi pada membran sel, hal tersebut menyebabkan terjadinya potensial kerja. Potensial kerja adalah perubahan tiba-tiba pada potensial membran karena datangnya rangsang. Pada saat potensial kerja terjadi, potensial membran mengalami depolarisasi dari potensial istrahatnya (-70 mV) berubah menjadi +40 mV. Akson vertebrata umumnya memiliki selubung mielin. Selubung mielin terdiri dari 80% lipid dan 20% protein, menjadikannya bersifat dielektrik atau penghambat aliran listrik dan hal ini menyebabkan potensial kerja tidak dapat terbentuk pada selubung mielin; tetapi bagian dari akson bernama nodus Ranvier tidak diselubungi oleh mielin. Penghantaran rangsang pada akson dilakukan dengan mekanisme hantaran saltatori, yaitu potensial kerja dihantarkan dengan "melompat" dari satu nodus ke nodus lainnya hingga mencapai sinapsis.( Andrean 1992 : 12 ).
Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis, neuron yang mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan menerima rangsang disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi cairan neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh). Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke membrannya. ( Arief 1993 :32 ).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanaan pada pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB, hari selasa tanggal 10 MEI , 2011. bertempat di laboatorium biologi, laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahauan Alam Universitas PGRI Palembang.
3.2.Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, mikroskop, kaca benda, dan kaca penutup,
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, mikroskop, kaca benda, dan kaca penutup,
Bahan yang digunkan dalam praktikum kali ini adalah preparat sel saraf
3.3 Prosedur Kerja
1. Siapkan Mikroskop, kaca benda, dan kaca penutupnya pada posisi yang tepat
2. Siapkan masing-masing preparat yang akan diamati dibawah mikroskop sesuai caranya.
3. Amati bentuk sel, bagian-bagian sel yang hidup dan digambarkan hasil pengamatan saudara.
4. Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, buatlah hasil dan pembahasan pengamatan dan kesimpulannya.
2. Siapkan masing-masing preparat yang akan diamati dibawah mikroskop sesuai caranya.
3. Amati bentuk sel, bagian-bagian sel yang hidup dan digambarkan hasil pengamatan saudara.
4. Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, buatlah hasil dan pembahasan pengamatan dan kesimpulannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan hasil pengamatan yang dilakukan,dapat dikrtahui ciri-ciri atau bagian-bagian sel saraf. Bila dilihat dari hasil gambar yang didapat dari masing–masing bahan dapat dijelaskan bahwa:
Gambar I. Sel Saraf dengan pembesaran menggunakan alat mikroskop didapatkan adanya keterangan :
Klasifikasi : animalia
Kingdom : animalia
Phylum : Chordata
Kelas : vertebrata
Ordo : gnathostomata
Family : tetrapoda
Genus : mamalia
Spesies : homo sapiens
Deskripsi :
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan penting dalam koordinasi. Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.(Angga 2001 :2).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ
2. Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
3. Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat
DAFTAR PUSTAKA
Andi 2005,sel,tumbuhan jurnal artikel praktikum
http//berfikir menjawab.blogspot.com
Alex 2002,.Biologi umum. penerbit iter plus. Bandung. 1+130 hlm.
Rizal 2001.Sains biologi.penerbit ganeca exact.bandung.1&6+13 hlm.
Subai 2001,.Mikroskop penerbit F.unlam.banjar baru.21+134 hlm.
Amir 2003 ,.biologi pertanian.Penerbit Rajawali.jakarta. 18+120 hlm.
Syamsuri 1992,.biologi umum perguruan tinggi .pustaka tama.jakarta.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar